Pesisir indah Mamboro kini memiliki sebuah inisiatif luar biasa yang bernama Rumah Baca Ekalaya, tempat yang menginspirasi untuk membaca di tengah dominasi gadget pada anak anak. Terletak sekitar 10 kilometer dari Pusat Kota Palu, rumah baca ini adalah hasil dari kepedulian seorang warga bernama Imran yang ingin memperluas dunia pengetahuan bagi anak-anak di wilayahnya.
Rumah Baca Ekalaya bukan hanya struktur fisik, melainkan jembatan menuju literasi yang lebih luas bagi anak-anak pesisir Mamboro. Di sini, buku-buku membuka peluang dan harapan baru, memungkinkan anak-anak dan warga sekitar untuk menjelajahi dunia melalui halaman-halaman yang menarik.
Lebih dari sekadar tempat membaca, Rumah Baca Ekalaya juga menjadi pusat edukasi tentang pentingnya literasi. Dari diskusi dengan penulis lokal hingga program pembelajaran khusus, tempat ini menjadi sumber inspirasi yang tak terbatas.
Imran berusaha merubah pandangan masyarakat tentang buku sebagai jendela ilmu pengetahuan yang luas. Harapannya besar, bahwa Rumah Baca Ekalaya tidak hanya menjadi tempat, tetapi sebuah gerakan untuk menciptakan kesempatan baru bagi generasi penerus pesisir Mamboro.
Meski beberapa janji politik beberapa caleg belum terealisasi, Rumah Baca Ekalaya tetap beridiri dari keinginan dan aksi Swadaya masyarakat. Ini adalah cermin semangat swadaya, kerjasama, dan kepedulian masyarakat dalam menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak.
Rumah Baca Ekalaya bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi simbol semangat untuk menciptakan perubahan dari bawah, dengan langkah-langkah kecil namun berarti.
Hingga kini, Rumah Baca Ekalaya terus membuka diri untuk bantuan berupa buku bacaan atau rak buku. Inisiatif ini menghidupkan kembali minat baca dan menyadarkan akan pentingnya literasi di tengah arus teknologi modern yang mempengaruhi masyarakat.
Semangat Rumah Baca Ekalaya menginspirasi untuk memperluas akses terhadap literatur dan menciptakan kesempatan bagi masa depan yang lebih cerah bagi generasi pesisir Mamboro.